Ketika Seni Bertemu Tafsir Religi Surabaya terus tumbuh sebagai kota metropolitan dengan infrastruktur megah dan ekspresi budaya yang meriah. Beragam patung kini menghiasi ruang publik kota ini. Namun, sebagian masyarakat memandang keberadaan patung-patung besar tersebut sebagai “berhala” yang menimbulkan kontroversi.
Apakah patung-patung itu benar-benar bentuk kesyirikan, atau hanya representasi seni dan budaya? Dalam artikel ini, kami membahas sejumlah patung kontroversial di Surabaya dari berbagai sudut pandang: seni, budaya, dan agama.
Patung Sebagai Ekspresi Budaya dan Sejarah Sejak zaman dahulu, seniman menggunakan patung untuk menyampaikan nilai, simbol, atau bentuk penghormatan terhadap tokoh-tokoh penting. Kota-kota besar di dunia menjadikan patung sebagai bagian dari identitasnya.
Masyarakat Indonesia pun telah lama mengenal patung, mulai dari arca candi hingga monumen perjuangan. Surabaya sebagai kota perjuangan dan simbol keberagaman, menampilkan banyak patung di ruang publik, meski tak semua masyarakat menyambutnya dengan hangat.
Patung-Patung Kontroversial di Surabaya
Namun, sebagian masyarakat menganggapnya sebagai simbol pemujaan dan menyebutnya “berhala”. Mereka khawatir patung seperti ini mempengaruhi akidah masyarakat awam.
Pihak pengelola menjelaskan bahwa patung tersebut bukan untuk disembah, melainkan sebagai bagian dari sarana wisata dan edukasi budaya. Mereka ingin menyampaikan nilai-nilai perdamaian dan keberanian.
Kelompok tertentu menganggap keberadaan patung ini sebagai bentuk syirik, terlebih jika dibiarkan terbuka tanpa pagar pembatas. Mereka bahkan sempat mengajukan petisi untuk menutup patung ini.
Tokoh lintas agama menyayangkan reaksi tersebut. Mereka menegaskan bahwa patung ini berada di dalam area ibadah umat Buddha dan tidak bermaksud memengaruhi keyakinan orang lain.
Beberapa kalangan mengkritik bentuk patung tersebut karena terlalu menyerupai manusia dan dianggap mubazir. Mereka menilai bentuknya bisa menyerempet nilai-nilai tasyabbuh atau kemusyrikan.
Namun, sebagian besar masyarakat menganggap patung ini sebagai lambang kebanggaan nasional dan kekuatan militer maritim Indonesia.
Sebagian orang menilai wisatawan yang memotret dan menyentuh patung ini tanpa pemahaman spiritual mencemari nilai agama.
Pihak vihara membuka tempat ibadah ini untuk memperkenalkan toleransi dan kedamaian, bukan untuk menarik penganut baru.
Perspektif Islam Tentang Patung Islam melarang keras penyembahan terhadap berhala. Namun, tidak semua patung otomatis dianggap sebagai berhala. Banyak ulama menilai konteks, niat, dan tujuan penggunaan patung sangat menentukan statusnya.
Rasulullah SAW memang melarang pembuatan patung makhluk bernyawa, terutama untuk ibadah. Meski begitu, sebagian ulama kontemporer membolehkan penggunaan patung untuk dekorasi, edukasi, atau pelestarian budaya.
Hukum dan Toleransi di Indonesia Negara Indonesia menjamin kebebasan beragama dan ekspresi budaya. Patung yang dibangun oleh komunitas keagamaan atau lembaga resmi tidak bisa dibongkar begitu saja hanya karena ada perbedaan pandangan.
Pasal 28E UUD 1945 melindungi kebebasan beragama dan berekspresi. UU No. 5 Tahun 2017 juga memasukkan seni patung sebagai bagian dari kekayaan budaya nasional.
Seni atau Berhala? Penilaian terhadap patung sangat tergantung pada sudut pandang. Seniman melihatnya sebagai karya estetika. Budayawan memahaminya sebagai simbol identitas. Pemerintah menilainya sebagai ikon pembangunan dan semangat nasionalisme. Ulama konservatif mungkin menganggapnya sebagai potensi penyimpangan, sementara ulama moderat lebih fleksibel menilainya.
Antok Statue: Berkarya dengan Keseimbangan Kami di Antok Statue percaya bahwa seni bisa hidup berdampingan dengan nilai religius. Serta menciptakan karya dengan mempertimbangkan sensitivitas budaya dan keyakinan masyarakat.
Kami tidak memproduksi patung untuk pemujaan, kecuali berdasarkan permintaan lembaga agama yang sah. Dan kami lebih memilih memproduksi patung edukatif, tokoh nasional, dekoratif, dan maskot kota.
Kami juga membuka ruang dialog dengan komunitas lokal agar setiap karya kami bermanfaat dan tidak memicu konflik.
Penutup: Seni yang Menyatukan, Bukan Memecah Kontroversi seputar patung di Surabaya menunjukkan dinamika masyarakat yang hidup. Seni dan budaya tetap bisa tumbuh selama masyarakat mau saling memahami.
Kita bisa menjaga keyakinan tanpa merendahkan simbol budaya lain. Mari saling menghargai dan membangun ruang publik yang inklusif dan damai.
Tentang Kami Antok Statue adalah pengrajin patung profesional di Surabaya. Kami melayani pembuatan patung tokoh, ornamen taman, relief, dan karya seni berbahan fiber, batu, dan semen.
Website: www.antokstatue.com
WA: 085230042876
Workshop: Dusun Jatisumber RT 02 / RW 02, Desa Watesumpak, Kec. Trowulan, Kab. Mojokerto, Jawa Timur 12345
Email: antok2007@yahoo.com
Jika Anda ingin memesan patung berkualitas yang menghormati nilai lokal dan religi, kami siap menjadi mitra Anda.
“Seni itu bicara. Tapi hanya hati yang tenang yang bisa mendengarnya tanpa prasangka.”
– Antok, Founder Antok Statue